Katanya cinta
Katanya cinta,
Tapi kenapa masih saja kau tebar
kebencian dimana-mana?
Lihatlah,
Betapa tangan-tangan itu telah menjelma
Palu godam kematian
Bagi teman, kerabat dan tetangga sendiri
Lihatlah,
Dada-dada mereka telah penuh
dengan bongkah-bongkah dendam
yang siap dimuntahkan
lihatlah ya lihatlah
katanya cinta,
tapi kenapa masih saja kau babat hutan
dan racuni sungai-sungai?
Maka jadilah bencana
Yang tak terduga datangnya
Tapi yang pasti,
jadilah bencana
Katanya cinta,
Tapi kenapa masih saja kau jejali anak istrimu
Dengan makanan
Yang entah darimana kau dapatkan
Hingga otak anakmu
Telah bebal menerima kebijaksanaan
Dan rahim istrimu telah busuk
Mengandung dosa peradaban
Katanya cinta,
Tapi kenapa masih saja kau ………………
Ah, aku pusing memikirnya
Karena kau selalu saja bermuka sejuta
Hingga aku hanya bisa berkata :
Katanya…katanya….
Jakarta, 8 Juli 2005
Nyanyi Luka
Malam
kelam
gelap
pengap
Sepi
duri
duka
bencana
cekam
diam
hancur
kubur
bintang lenyap
hampa harap
Udara berat
Dada penat
Bayang
Hilang
Sayat
Kiamat
Fana
Musna
Begitulah kekasih
Saat kau pergi dari hatiku
Jakarta, 8 Juli 2005
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment