Monday, February 27, 2006

puisi lagi

Hampa

Angin meniupkan bau tuba cinta
Dari malam ke malam
Memenuhi dada, memabukkan kepala
Melumpuhkan tulang sampai tandas

Malam ini tak ada gairah
Bulan dililit gelisah
Bintang meneteskan darah
Kesenyapan membius dan meracuni
Badan terkapar lemah, pasrah
Saat jejaka menanti kekasih
sambil bertanya lirih :
Akankah matahari terbit esok hari?

No comments: