Tuesday, December 27, 2016

Menolak Gambar kunci omah utk KUNCI

Rahayu. Nyuwun pangapunten badhe urun rembug. Menawi gambar kunci omah/kunci gudang lan gambar ati gembok/gembok ati menika dipun nggambaraaken/nyimbolaken KUNCI, kula pribadi menolak total. Amargi mnapa? KUNCI niku WITING URIP, penyebab segala keberadaan. Jd GAIB-GAIBING-GAIB. Lha kok digambar dados benda mati buatan manusia. Dimana utk menggerakkannya butuh campur tangan manusia. KUNCI niku ngobahaken/sumbering obah, lha nek kunci omah/kunci gudang niku rak benda mati ingkang diobahke nembe bergungsi. KUNCI niku MOHO SUCI, dmn SUCI niku mboten kemomoran. Lha menawi kunci omah/kunci gudang saged kemomoran mboten? Ning niki pemanggih kula pribadi lho.Menawi wonten kadhang ingkang kukuh menggambar KUNCI kaliyan gambar kunci omah/kunci gudang nggih sumonggo. MARDIKA mawon. Nuwun

Tuesday, May 27, 2008

Pengen Masuk Teater Koma, Pengen Berteater Lagi

Dari jaman kuliah, aku sudah punya keinginan untuk gabung dengan Teater Koma. Makanya sehabis lulus, aku ngajuin aplikasi. Berbulan-bulan, bertahun-tahun aku tunggu nggak ada kabar. Sampai akhirnya keinginan itu sembunyi di benak saja.
Waktu kerja di Gelson's Adv Jakarta, pas ada job malam perayaan ulang tahun KFC Indonesia yg ke - 50 kali, salah satu acaranya adalah parodi. Nah, buat mewujudkan itu dibutuhkan sutradara teater. Terpilihlah mas Budi Ros, aktor utama Teater Koma. Ketemu dia rasanya seperti temen lama saja. Pertama, kami sama2 dari Banyumas, kedua : kami sama2 minat dan bergairah sama teater.
Habis kerjaan itu, hubungan masih berlanjut. Aku jadi sering liat pementasan Teater Koma. Diantaranya Kala,Republik Togog, Maaf Maaf Maaf,sampai yang terakhir kemarin Kenapa Leonardo?.
Dari semua perjalanan yang aku lewati, keinginan untuk gabung dengan Koma muncul kembali. Pas aku main ke rumah mas Budi Ros di Depok, aku omong lagi. Tapi sayangnya...Koma lagi nggak nerima anggota. Yach, gelo maning, gelo maning....
Seiring dengan itu, muncul lagi keinginan proses berteater, yg ujung-ujungnya adalah pentas dan naskah yang pingin banget aku mainkan adalah Tikungan Maut karya Tankred Dorst, terjemahan Asrul Sani. Sebuah cerita tragikomedi yang sarat pesan-pesan sosioreligi. Hmm...kapan aku bisa mewujudkan?

Tuesday, September 25, 2007

Meriang Lagi

Apa sih penyebab meriang?Mungkin mas yahoo yang pinter ini bisa sedikit memberi penjelasan
  • yahoomenjawab
  • . Jadi kalo menurut beberapa keterangan dari mas yahoo, apa yang aku rasakan ada benarnya.
    Melakukan perjalanan jauh (Jakarta - Solo - Jakarta), kena angin terus menerus (pas naik Senja Utama nggak pakai jaket) dan perut kosong (maklum lagi puasa) adalah beberapa penyebab kenapa aku bisa meriang di hari ke-13 puasa tahun ini.
    Kalau soal penyebab mungkin sudah tau, cuma yang aku heran cara kerja si meriang ini yang super cepat dan misterius. Sabtu (22/9) dan Minggu (23/9) badan masih seger buger alias fit. Tapi Senin (24/9) badan mulai terasa dingin dan nggreges-nggreges (sori, nggak tau padanan dalam bahasa Indonesia untuk kata ini). Dibawa kerja agak sedikit terlupa. Tapi begitu menjelang buka alias Senin sore, kondisi tambah parah. Buat jalan aja puyeng, hidung kayak mau pilek dan kening suka pusing.
    Walhasil, buka puasa hari itu dilengkapi dengan Neozep dan Antangin tablet plus cepet2 tidur. Emang sih, sebentar aja langsung lelap. Bangun jam 3, dirasa-rasa kok si meriang masih bercokol. Rasanya males banget mau keluar kamar untuk menjangkau warteg terdekat buat sahur. Akhirnya sahur cuma sepotong apel dan dua gelas air putih. Sambil nunggu adzan subuh, baca My Name is Red-nya Orhan Pamuk. Itu novel emang rada-rada "beda". Sudut penceritaannya adalah orang pertama tunggal alias "aku" untuk semua tokoh-tokohnya. Jam 5, aku paksa selesain baca. Sebab kalau nggak dipaksa, pasti bisa sampe habis aku baca. Itu artinya:aku mengurangi waktu istirahat/tidur yang lagi aku butuhkan banget dan aku akan bolos kerja.
    Sampai aku bangun tidur jam 7 pagi, si meriang masih juga nggak mau pergi. ya sudah, pergilah aku ngantor dengan kondisi badan yang masih nggak enak.
    Sampai sekarang aku nggak ngerti gimana cara ngusir meriang....

    Thursday, September 20, 2007

    Mengapa ada Ramadhan?

    Maksudnya pengen nulis sebelum Ramadhan, namun apa daya lupa ID dan password. Jadi telat begini.......
    Alhamdulillah, atas ijin-Nya lah aku kembali bertemu Ramadhan. Segala perasaaan haru biru menyelimuti. Ada senang, terharu, syukur, dan sedih (karena menjalaninya sendiri, jauh anak istri).
    Bulan yang dijanjikan Allah SWT sebagai bulan penuh berkah, rahmat, dan ampunan ini memang terasa sekali auranya. Adem. Ada kesan, aku di sebelas bulan yang lewat hanyalah mahkluk dengan urusan kedagingan semata. Begitu tiba Ramadhan, takjub alang kepalang dan merasa malu, mempertanyakan eksistensi diri sendiri dengan pertanyaan : ngapain aja kemaren?
    Bisa jadi inilah makna mengapa dihadirkannya bulan Ramadhan. Karena secara hati terdalam masih saja gelisah akan salah dan dosa serta nggak tau caranya buat menebus salah dan dosa yang begitu menggunung, melaut dan melangit. Dan Allah dengan Maha Kasih dan Sayangnya memberikan Ramadhan secara cuma-cuma kepada hamba-hambanya yang pasti dicintai-Nya. Tinggal sekarang bagaimana hamba-hambanya, termasuk aku yang bodoh dan lemah ini, memanfaatkan semaksimal mungkin bulan yang mulia ini menjadi sarana transformasi spiritual dan kemanusiaan ke arah yang lebih berkualitas.
    Semoga aku diberi kekuatan untuk melakukan itu sekaligus diberi kekuatan untuk mempertahankannya selama sebelas bulan yang akan datang.
    Selamat berpuasa.

    Tuesday, July 31, 2007

    Janji Cagub

    Macet tapi Nikmat? Banjir tetep Nyaman? Digusur malah Untung?Dicopet dapat ganti 2 x lipat?....Pilih Saya!

    Thursday, October 19, 2006

    Farewell

    Kata-kata apa sih yang pas buat ngungkapin perasaan saat perpisahan? Nggak tau. Mungkin nggak perlu kata-kata khusus juga. Biarkan semua mengalir. Wajar dan apa adanya. Karena hukum alam kan tetap berlaku :
    buah pala di perempatan, buah batu di pertigaan
    dimana ada pertemuan disitu ada perpisahan


    Hari ini, 19 Oktober 2006, adalah hari terakhirku di Gelson's Adv. Tempat bekerjaku selama hampir 6 tahun. Ada begitu banyak kenangan disini. Suku duka, marah gembira, sedih dan tawa. Semuanya membawakan kesan istimewa. Orang-orang di dalamnya, semuanya menyenangkan. Jadi untuk mengenang itu semua, hal pertama yang aku lakukan adalah mengenang saat pertemuan sambil ketawa-tawa, saling becanda. Trus berpamitan sama mereka. Minta maaf untuk semua kesalahan yang pernah aku lakukan, ngomong perasaan senang banget udah pernah kerja bareng sebagai sebuah tim yang solid, dan saling mendoakan.

    Selamat tinggal Gelson's Adv. Kau adalah salah satu universitas kehidupanku.

    Tuesday, October 17, 2006

    puisi lama (lagi)

    Jakarta, August 8, 2005


    Dear bojoku yang paling manis,
    Biarkan angin berhembus dan mengusap pipimu,
    Aku takkan cemburu

    Biarkan air hujan menyegarkanmu,
    Aku takkan iri

    Biarkan lagu itu menghanyutkanmu,
    Aku takkan marah

    Tapi jangan biarkan hatimu meragukan cinta dan sayangku,
    Karena aku akan marah penuh serapah.

    Malam telah datang,
    Tempat tidur pun terhampar
    Menyambut kita untuk terus berdekapan
    Sepenuh mesra
    Meski tak dihiasi bunga-bunga


    (anjrit udah jam 6, besok terusin lagi deh)