Wednesday, March 29, 2006

Nyepi dan Cuti Bersama

Besok hari Kamis tanggal 30 Maret 2006 adalah Hari Raya Nyepi. Selamat untuk yang merayakan, semoga Nyepi membuat hati dan pikiran jadi bersih hingga damai pun tercurah ke bumi. Sebagai umat yang beragama tentu kita dengan penuh kesadaran menghormati hari raya saudara-sudara kita yang beragama Hindu. Pemerintah pun menjadikan Hari Raya Nyepi sebagai hari libur nasioanal. Dimana tujuannya terutama agar para pemeluk agama Hindu bisa menjalankan acara keagamaannya dengan tenang. Bagi kita yang tidak beragama Hindu, libur nasional ini memberikan kita waktu untuk katakanlah istirahat, kumpul bersama keluarga dan bila memungkinkan kita bisa berkunjung kepada saudara kita umat Hindu untuk mengucapkan selamat.
Rasanya nikmat sekali membayangkan cara beragama seperti ini. Dimana pemerintah menjadi fasilitator terciptanya kerukunan antar umat beragama dan antar umat beragama itu sendiri makin dewasa dengan selalu mengembangkan sikap toleransi beragama. Damai, salam, saloom, om swasti....
Saking semangatnya pemerintah menentukan hari libur, maka tanggal 31 Maret hari Jum'at, juga ikut diliburkan. Saya tidak melihat esensi yang dalam dari keputusan pemerintah ini. Berita di Kompas, 21 Maret 2006, tahun 2006, Cuti Bersama Enam Hari memuat alasan ditetapkannya tanggal 31 Maret 2006, dan juga cuti bersama yang lain, untuk mengurangi tingkat bolos para pegawai (negeri tentu). Sungguh satu alasan yang luar biasa konyol. Dengan alasan itu kan sama saja pemerintah kalah oleh kebiasaan membolos, malah memberikan hadiah berupa liburan. Ibaratnya sudah mencuri mangga tapi malah dikasih kebunnya sekalian. Sama sekali bukan keputusan yang membangun etos sebuah bangsa. Saya yakin kita semua mahfum kalau pegawai negeri di Indonesia suka membolos dengan alasan "harpitnas". Tapi apakah untuk menghilangkan kebiasaan itu lantas pemerintah mengiyakan dan selanjutnya malah menjadikan sebagai hari libur "resmi". Aneh. Mungkin dalam pikiran para bijak penyelenggara pemerintahan itu bilang ya sudahlah, daripada membolos kankesannya buruk. Jadi sekalian aja dibuat hari libur, jadi nggak ada yang membolos. Ya tentu saja 100% bener Pak, kan libur. Gimana sih?
Betapa jauhnya perbedaan antara karyawan swasta dengan pegawai negeri. Karyawan swasta setiap hari harus fight, nggak bisa leha-leha. Berbeda dengan pegawai negeri yang aduhai santainya. Saya bukan iri, apalagi benci.
Saya tidak tahu apakah pegawai negeri negara tetangga seperti Malaysia juga dimanja oleh banyaknya liburan?

1 comment:

Anonymous said...

dasar republik gombal! jatah cuti saya terpotong, di luar kemauan saya, gara2 skb menteri yang ngaco ini. cuti kok diwajibkan. mari kita lihat 3 tahun lagi, angka bolos sebagian pegawai akan naik lagi.